Mendengar kata2 itu kedua mataku terasa berat & hangat... Kedua tanganku-pun siap segera mengeringkannya... Kata2 itu, spt mendesak hatiku utk tertunduk, menangis & membersihkan ruang hatiku yg kumuh... Ya, setiap org punya potensi utk berubah, jika bukan hari ini, maka besok... Jika bukan besok, mgkn saja bulan depan/tahun depan, atau jika bkn mereka, mungkin saja anak2nya... Dan setiap individu punya potensi utk berubah, Jgn menjudge org. Jgn meng-underestimate org, karna blh jd qt tdk lbh mulia di hadapan Allah drpd org itu.
Majelis Jejak Nabi, Masjid Raya Pondok Indah, aku meluncur sepulang kerja bersama pipi, Alhamdulillaah perjalanan kami lancar, sebelum Isya kami sdh tiba di lokasi. Sambil menunggu di Ruang Pendidikan, samping Bank Muamalat, kami menunggu kedatangan Ust. Salim A. Fillah, beliau baru sampai di tempat jam 18.40, 4 jam beliau didalam taksi, kejebak macet rupanya. Sama kejadiannya wkt aku berangkat kerja td pagi, si pipi aja sampe tanya, "td pagi itu macet kenapa ya kak?" Lanjut dr gedung Axa, aku melanjutkan perjalanan ke tempat kerjaku, tdk dg jalan biasa, muter sedikit lbh jauh, krn bagian badan jalan kantorku menuju tempat parkir penuh dg tenda2 event & tepat di depan kantor kedubes Aussie, full body bgt sama polisi, jd tambah macet aje dah... :) Lagian jg si Tony Abott pake iseng nyadap2 sih... Coba kalo PM Aussie itu muslim, jangankan nyadap, ngegunjing keburukan org aja ga boleh, apalagi nyadap???
Kalimat itu pernah diucapkan Rasulullah pd Abu Bakar, ketika Rasulku diperlakukan buruk oleh org kafir quraisy, aku lupa apa kejadiannya, saat Rasul dilemparkan kotorankah atau saat yg lain, yg jelas saat itu Abu Bakar ingin membalas, tp Rasul melarangnya, lalu Rasulullah mengatakan kata2 indah itu, "jika bkn ia, mgkn anak2nya yg akan mjd pembela agama ini."
Kalau Bukan Mereka Mungkin Keturunannya Nanti
By Unknown
Senin 18 November 2013
وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا
"Dan manusia bersifat tergesa-gesa." [al-Isrâ’/17:11]
Sambil memforward sms blast,aku menunggu bronze/stand hagatama di acara musyawarah kerja Himpuh di Mason Pine Hotel, Bandung. Alhamdulillaah aku teringat utk mengirim sms blast ketika tak sengaja aku membuka email, kesibukan 2-3 hariku membuat aktivitasku overlap, sampai2 bisa tidur ba'da shubuh sampai jam 8 pg aja luar biasa. Semalaman aku tidak tidur, perjalanan jakarta-bandung tak memberi space wkt utk tidur malam, krn harus prepare bahan2 utk dibagikan saat event.
Sabtu pagi kmrn "aku tdk dpt bangun", perasaan bersalah, perasaan kesal & perasaan sungkan bercampur. Bersalah krn sdh membuat saudaraku menungguku hingga 3 jam lebih, kesal krn bosku menambah wkt meeting hingga larut malam dan bersalah krn kelelahanku membuatku tak dapat menjemput teman kuliahku dulu di bandara.
Sabtu itu benar2 tdk ada yg mampu aku kerjakan, sehingga aku tidur seharian. Bunyi dering telp berkali2 dr temanku riri yg baru saja plg dari bandara membangunkan tidurku,,, jam 3 sore, ahh...aku selalu lemah menghadapi hal ini. Aku selalu tdk mampu menjelaskan kpd org lain ttg alasan aku membuat org menunggu, kecewa dg sikapku atau ketidakmampuanku menolak sesuatu.
Sabar itu menunggu...
Sebenarnya, siapa yg lambat & siapa yg terburu2, sehingga harus ada kata sabar...?
Sebenarnya, siapa yg menghalangi & siapa yg terhalangi, sehingga harus ada nasihat kesabaran...?
Seperti ketika aku sedang mengendarai motor, didepanku ada mobil box yg sedang ingin berputar,
sehingga mengambil hampir seluruh badan jalan, dgn aba2 tangan sang kernet meminta kendaraan di
depannya utk menunggu...? Aku, bisakah aku menunggu...? "sabar bu....!" kata sang kernet mobil,
memintaku agar mau menunggu, tp malahan yg kulakukan sebaliknya, aku minggir ke kanan & jalan dibagian belakang mobil yg sedang parkir, jadilah aku tetap berjalan ketika yg lain menunggu.
Menunggu & Ditunggu, 2 kata itu sudah aku proklamirkan sejak awal kuliah ketika teman2ku
menanyakan hal2 apa sj yg aku sukai & tidak aku sukai, ya itu, aku tidak suka menunggu & ditunggu,
sedangkan hal2 yg aku sukai ada begitu banyak varian & derivat2nya.
Siapa yg suka menunggu...? siapa yg bisa menunggu...?
Sabar itu menunggu... bukan pasrah...
اتق الله، واصبر ولا تستعجل
"Bertakwalah kepada Allah, sabarlah dan jangan engkau terburu - buru".Lawan kata sabar adalah terburu2, sedangkan terburu2 berbeda dgn menyegerakan...
Tidak cocok belajar kesabaran dgnku sebenarnya, karena aku tipe org yg terburu2.
Kebiasaan multitasking ku sebenarnya adl pertanda betapa tidak baiknya aku mengelola diri & waktu.
Jarak antara aku menginginkan sesuatu dengan eksekusi itu paling2 cuma 15 menit, lebih dari itu aku bisa
demam...:) *lebay dah... atau istilah sepupuku dulu, spt kodok, kapan inget langsung loncat
(bilo takana, lumpek - minang).
إن فيك لخصلتين يحبهما الله : الحلم والأناة
"Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sifat yang dicintai oleh Allah, yaitu sabar dan tidak tergesa-gesa."(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
التَّأَنيِّ مِنَ اللهِ وَ العُجْلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ
“Sifat
perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin
tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu
Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani
dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan).Bagaimana perhitungannya utk bersabar? Adakah org2 yg bersabar itu tidak memiliki perhitungan?
atau jauh lebih baik perhitungannya? bagaimanakah kesudahan ddr org2 yg tergesa2...? fine-kah...?
Dan apakah menunggu itu selalu "wasting time...?"
Sabari Itu Menunggu...
By Unknown
Secara tak sengaja aku men-scrolling kebawah akun twitter blackberryku, aku tertarik dgn status yg sdg kubaca, aku lupa apakah status itu aku retweet apa tidak, tp yg jelas bunyinya, "semengeluh2nya isi keluhan org2 beriman itu isinya adalah doa." Ya, isi keluhannya adalah doa, bukan menyalahkan takdir atau menyesali yg sudah ada atau sudah terjadi.
Tuhan mmg tidak punya akun di twitter, di facebook, di blogspot, atau media sosial yang lain. Seperti status twitter salah seorang temanku jg, kenapa sih berdoa di media sosial? emang tuhan baca apa? emang tuhan update status? emang bakal di komen tuhan? Hadoooh... lucu sekali status temanku itu.
Tp tuhanku, izinkan aku mengeluh... sekali ini saja...
Bukankah mmg Kau ciptakan kami bersifat keluh kesah...?
Lantas kenapa kami tak boleh berkeluh kesah...?
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir". (QS. Al- Ma'arij: 19-21)
Ada yg bilang "wall" pada dinding / timeline facebook itu terinspirasi dari
tembok ratapannya kaum2 yahudi di tanah rampasan Palestina itu, lantaran
tempat ibadah mereka, ya di tembok ratapan itu... dan kebetulan juga si Marjuki
(Mark Zuckerberg) berdarah yahood! jd ya menurutku, nyambung2 aja.
Lain hal jika kita bisa berbuat sebaliknya di akun2 media sosial itu,
misalnya menceritakan nikmat2 yg Allah beri, atau berbagi nasihat & peringatan.
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.” (QS. Ad-Dhuha : 11)
Tp tuhanku, tidak bolehkan aku mengeluh...?
Aku mengeluh kepadamu, mengemis kasih kepadamu, adakah Engkau tahu...?
Aku pernah mengeluh pd manusia & aku menjadi lemah... bukan sebaliknya...
Adakah jika aku mengeluh pertanda bahwa jika aku tidak bersyukur...?
Ya,,, memang setiap keadaan itu selalu memberikan nilai2 kebaikan,
jika diberi musibah maka kita diminta bersabar... dan itu baik...
jika diberi berkah/kebaikan maka kita diajarkan bersyukur... dan itu baik.
Tp tuhanku, bolehkan aku mengeluh...?
Bukan lantaran agar orang lain mengetahui kesedihanku,
bukan juga lantaran agar orang lain memperhatikanku...
juga bukan lantaran agar org tahu dgn keadaan sulitku...
bukan...
Aku hanya ingin mengeluh saja...
Agar hatiku lapang...
Agar konsentrasi "asin" dalam gelas hatiku bisa kubagi pada asinnya lautan.
Tp apakah lautan itu akan mjd tercemar dgn asinnya gelas haitku, gelas pikiranku...?
Aku ingin mengeluh ya Allah,
Lantaran betapa terbatasnya kemampuanku...
Betapa terbatasnya aku dalam menyelesaikan masalah2ku...
Lantaran betapa terbatasnya pikiran, pengetahuan & pengalamanku...
Aku ingin mengeluh ya Allah,
Lantaran betapa butuhnya aku utk tergantung kepadaMu...
Lantaran aku butuh tempat bergantung...
Betapa tidak enaknya jika harapanku kepadaMu bergentayangan pd manusia yg lemah...
Hanya ingin mengeluh kepadaMu... bukan yg lain...
Ya, selemah2nya keluhan org2 yg beriman dalah berdoa...
Bukan menyahkan apa2 yg sdh Engkau tetapkan...
Tp sebaliknya... meski utk semua itu... butuh proses yg lumayan panjang...
Ajaari kami menikmati keindahan bertawakkal kepadaMu ya Allah...
Dan disini, ketika aku ingin mengeluh... aku meminta izin kepadaMu...
*sinus ini sudah sembuh kan...?
When you have one eye on the goal, you only have one eye on the path...
Izinkan Aku Mengeluh...
By Unknown
Sesuatu yang dituliskan dengan ikhlas, maka itulah yang abadi...
Overlap atau tumpang tindih.
Kata overlap mulai akrab di telingaku sewaktu nguli,
tumpang tindih elektron, spesial pada ikatan kimia kovalen,
karena disana ada penggunaan elektron secara bersamaan.
Tumpang & tindih, bayangannya kayak apa ya?
udah numpang trus nindih lagi, artinya ada sesuatu yg dipaksakan.
Kalo elektron2 pada unsur2 bukan logam pada overlap sih wajar,
artinya masing2 unsur saling membutuhkan, misalnya senyawa CH4,
karbon perlu, trus si hidrogen juga perlu, keduanya mengikat
agar stabil.
Apakah overlap identik dengan penggunaan sebuah benda atau materi
secara bersamaan? secara bersamaan dalam artian antara satu
dengan yang lain tidak bisa memiliki sendiri, kemana2 pun harus bareng.
Aku suka pake kata overlap kalo lagi rapat, "overlap nih...!"
Overlap dikepalaku maksudnya, karena disini akan overlap jobdesc,
tenaga & waktu. Dan yang kumaksud overlap di kepalaku juga bukan
sharing materi... :) tp koq bisa bikin pusing ya?
Saat2 overlap itu aku sulit mengambil keputusan,
walau masalah sebenarnya aku belum mampu menyusun mana yg prioritas.
Antara janji satu dengan janji yg lain, antara tawaran satu dengan
tawaran yg lain, antara kewajiban satu dengan pekerjaan yang lain,
antara permintaan satu dengan permintaan yg lain.
Ditambah lagi aku sungkan utk berkata "tidak."
Dan aku benar2 butuh masukan dari orang lain saat itu.
Saat aku ditawari ikut seminar utk perkenalan produk kosmetik
yang ujung2nya aku harus menawarkan produk, kok aku berat banget ya?
Saat aku sudah ada janji sebelumnya utk pergi ke Tanah Abang, teman kuliahku
tiba2 sms pagi minta aku jemput di bandara, ya semuanya overlap, dan kondisi2 itu
bukan kondisi yang mudah buatku mengambil keputusan.
Tolong bimbing aku ya Allah...
Overlap
By Unknown
So noisy here...
Refreshing kebawah aku mencari eskrim ke farmer lantai bawah.
Pusing dengerin org2 yg lagi training disamping.
Ini bukan kali pertama, tapi entah kali berapa.
Ruangan training sepertinya lebih cocok diruangan yg kedap suara,
karena mendengarkan materi2 training yg not my major koq bikin pusing ya?
Tadi mampiir sebentar ke XXI buat refreshing, tp film-nya
ga ada yg recomended, THOR sama Las Vegas... ga dah!
Aku mengerutkan kening atau sekedar mengucek2 kedua mataku.
antara pusing & tidak, antara jenuh & tidak,
kenapa konsentrasiku mudah terganggu saat ruangan rame ya?
Kemarin saja teman kerjaku mengeluh macam2 aku langsung pusing.
Bagaimana aku bisa menerima kondisi ini ya...?
Agar aku bisa meminimalkan gangguan atau setidaknya ku tidak mudah terganggu?
Selama seminggu ini aku suka tidur lagi setelah salat subuh.
Bangun2 yah kejar2an sama waktu agar ga telat masuk kerja.
Ya, solusinya dengerin nasyid, full music, volume maksimal.
Akhirnya aku pinjem headset Renny temanku, lumayanlah,
suara trainernya dah lumayan berkurang terdengar di telingaku.
Pusing dengerin materi2 yg bukan bidangku,
bukan juga bidang yang aku interest.
Aku nyeletuk tadi sama temenku,
"untung aku orang sains, enak soalnya belajarnya,
dengerin cerita2 dosennya juga enak, jd enjoy aja."
Sudah... sudah... sudah...
sudah lumayan...
aku mulai bisa berpikir lagi sekarang...
Alhamdulillah...
Refreshing...
By Unknown
Di suatu kesempatan, aku bertanya pada seorang yg kapasitasnya
sebagai guru-ku cukup kuhormati, aku bertanya pada beliau,
"kenapa perkembangan si-A (salah seorang temanku) itu lamban?"
sedangkan perkembangan yang lain kulihat ada kemajuan...?
Singkat cerita, ada seorang temanku A yg kalo dgn pendekatan
fisiologis ga bakal keliatan kalo perkembangan nih anak lamban,
tp coba deh secara psikologis, dari cara beliau berbicara, cara
beliau menjelaskan sesuatu, cara beliau bersikap akan mudah
bagi kita utk menerka, tp wallahua'lam juga sih.
Guruku bilang, beliau itu "ndablek" atau komen dari temanku
juga teman guruku yg lain, beliau itu "oneng!." Ya, statemen2
itu memang tidak semestinya keluar dari lisan2 mrk,
seseorang yg kukenal karena kesabarannya pun bisa jenuh juga,
lantaran sudah hampir 5 thn perkembangan temanku ini lamban.
Bagaimana denganku, secara fisiologis & psikologis, mungkin aku
tidak lamban, malahan aku sering terburu2 (isti'jal).
Aku sering diledekin dirumah dengan kakak2ku, jika aku ingin sesuatu
atau mau melakukan sesuatu, kakakku suka ngeledek "hayuuu...!,
sekarang yuuu...??!" ya, jarak antara apa yg aku ucapkan dengan apa
yg akan kerjakan biasanya tidak begitu jauh. Karena aku pun tidak suka
dengan org yg om-do (omong doang) or NATO (no action talk only).
Pada temanku yg perkembangannya lamban itupun aku pernah katakan
langsung pada beliau, "aku geregetan...!"
Geregetan kenapa? Karena dalam kondisi beliau yg masih labil pun,
beliau ingin mengubah hidup orang lain, ingin menolong orang lain,
ingin mengajarkan org lain...? bisa-kah? bisa pastinya... jgn pesimis
dan jangan meng-underestimate org lain. Saranku waktu itu padanya
adalah, pastikan jika ingin menyapu kotoran diruangan, kita menggunakan
sapu yang bersih, atau pastikan kita menggunakan kain pel yang bersih jg.
Karena jika kita ingin membersihkan tempat dgn sapu yg kotor, yg ada
ruangan mjd semakin kotor. Btw, impossible is nothing, bisa koq temanku
itu berubah & dalam waktu yang bersamaan beliau juga merubah org lain,
why not? asalkan punya & mengerti tahapan2nya... & mengikuti prosedurnya...
Disini, energi kesabaran sangat perlu2 di recharge/di reload.
Bukan soal temanku, atau guruku, tp soal aku, betapa kesabaran itu
adalah stock energi terbaik. Orang2 yg mampu bersabar itu performa-nye tenang,
meski jiwanya bergemuruh kuat utk merubah banyak hal. Karena menyelesaikan
problematika hidup tdk harus semuanya dgn emosi. Emosi akan menyerap
energi yg banyak setiap kali diaktifkan, jika tak punya energi, maka
sel2 hidup dalam diri kita akan terganggu, fatalnya jika terputus.
Na'udzubillah...
Emosi itu seperti air ombak, energinya yang kuat biasanya hanya utk
menghantam karang, membuyarkan bebatuan di pinggir pantai, mengombang-ambingkan
kapal2 yang berlayar diatasnya. Tapi jadilah seperti air laut yang tenang,
air laut di pertengahannya yang dalam, di kedalaman laut itu byk kelimpahan
makhluk hidup, banyak hal yang berharga. Bukan seperti ombak laut yang
hanya berada di tepian pantai. Mereka2 yang memiliki kedalaman ilmu, kedalaman
pengalaman, dan kedalaman jiwa itu tenang, karena ingin agar org lain mengambil
ilmu & manfaat darinya dengan utuh. Sedangkan di bagian atas permukaan laut,
kita kenal dengan tegangan permukaan... dlm ilmu fisika, sebuah jarum-pun
bisa diletakkan di atas permukaan air yg tenang, saking tenangnya...:)
Geregetan...
By Unknown
Customize
>> Modify (something) to suit a particular individual or task.
>> Pengaturan ulang yang dilakukan oleh pengguna pada software yang bersangkutan.
Sesaat setalah memilih menu "setup" program2 yg baru siap di instal, selanjutnya pc akan meng-customise diri... Sang program akan meminta izin agar diperbolehkan mengaplikasikan dirinya pd pc tsb.
Pagi td aku dpt ilmu baru sepulang halaqoh, malam ini aku ingin menginstal program2 kebaikan itu ke dalam diriku, insyaAllah space utk menyerap ilmu2 kebaikan yg baruku msh byk. Tp kenapa justru aku jd error begini? Ya, mmg aku bkn mesin spt pc, faktor2 & kondisi psikologis perlu dipertimbangkan jk ingin menginstal progran yg baru.
Aku ingin instal beberapa program baru ke dalam diriku, mulai dari bangun subuh, salat tepat waktu, salat dhuha, baca alma'tsurat pagi, baca alma'tsurat sore, masuk kerja setiap hari (office hour only), masuk kerja tepat waktu, bersedekah, tilawah qur'an setiap hari (saat suci only), membaca buku, dsb. Dari semua program2 kebaikan yg ingin aku instal tadi sederhananya ada 10 program, ada 10 software kebaikan yg mau aku instal. Dan... dan setiap kali aku memulainya, esok harinya aku akan memulai dari nol lagi, maksudnya aku gagal di kali pertama, tidak mudah memang.
Sebuah pc saja, jika ingin di instal satu program baru, maka sang software akan meminta izin kepada pc utk meng-customize diri (menyesuaikan diri), karena pasti program yang satu dengan yang lainnya akan saling bertumbukan, akan saling mengganggu program yang lain, kadang komputer bisa jadi "heng" atau error dengan adanya program yang baru, atau ternyata memory komputernya sudah tinggal sedikit, atau malah kecepatan komputernya ga secepat software yang mau kita instal. Ga mungkin dong windows98 di instal program coreldraw X6...? mungkin ga sih...?
So do I, diri ini kadang tidak pernah di sapa lebih dulu jika ingin menginstal program2 baru, main mulai aja, sebaiknya memang izin, izin kepada diri ini juga kepada pemilik hati ini, karena kita punya hati yang nge-link dengan satu provider, provider yang Maha Mengetahui segala sesuatu, bahkan hal2 yang belum terjadi sekalipun.
Bismillah... aku mau izin deh kalo gitu... biar kebaikan2 itu bisa bersinergi dengan kebiasaan2ku yg kurang baik selama ini... aamiin....
>> Modify (something) to suit a particular individual or task.
>> Pengaturan ulang yang dilakukan oleh pengguna pada software yang bersangkutan.
Sesaat setalah memilih menu "setup" program2 yg baru siap di instal, selanjutnya pc akan meng-customise diri... Sang program akan meminta izin agar diperbolehkan mengaplikasikan dirinya pd pc tsb.
Pagi td aku dpt ilmu baru sepulang halaqoh, malam ini aku ingin menginstal program2 kebaikan itu ke dalam diriku, insyaAllah space utk menyerap ilmu2 kebaikan yg baruku msh byk. Tp kenapa justru aku jd error begini? Ya, mmg aku bkn mesin spt pc, faktor2 & kondisi psikologis perlu dipertimbangkan jk ingin menginstal progran yg baru.
Aku ingin instal beberapa program baru ke dalam diriku, mulai dari bangun subuh, salat tepat waktu, salat dhuha, baca alma'tsurat pagi, baca alma'tsurat sore, masuk kerja setiap hari (office hour only), masuk kerja tepat waktu, bersedekah, tilawah qur'an setiap hari (saat suci only), membaca buku, dsb. Dari semua program2 kebaikan yg ingin aku instal tadi sederhananya ada 10 program, ada 10 software kebaikan yg mau aku instal. Dan... dan setiap kali aku memulainya, esok harinya aku akan memulai dari nol lagi, maksudnya aku gagal di kali pertama, tidak mudah memang.
Sebuah pc saja, jika ingin di instal satu program baru, maka sang software akan meminta izin kepada pc utk meng-customize diri (menyesuaikan diri), karena pasti program yang satu dengan yang lainnya akan saling bertumbukan, akan saling mengganggu program yang lain, kadang komputer bisa jadi "heng" atau error dengan adanya program yang baru, atau ternyata memory komputernya sudah tinggal sedikit, atau malah kecepatan komputernya ga secepat software yang mau kita instal. Ga mungkin dong windows98 di instal program coreldraw X6...? mungkin ga sih...?
So do I, diri ini kadang tidak pernah di sapa lebih dulu jika ingin menginstal program2 baru, main mulai aja, sebaiknya memang izin, izin kepada diri ini juga kepada pemilik hati ini, karena kita punya hati yang nge-link dengan satu provider, provider yang Maha Mengetahui segala sesuatu, bahkan hal2 yang belum terjadi sekalipun.
Bismillah... aku mau izin deh kalo gitu... biar kebaikan2 itu bisa bersinergi dengan kebiasaan2ku yg kurang baik selama ini... aamiin....
Customize...
By Unknown
Langganan:
Postingan (Atom)